Minggu, 04 April 2010

Mimpi itu diHatiku


Rabbi...
Pngen cpet2 Lulus uda,T.T

Pngen dpanggil 'ibu Maria' (kesan na biar dws gimnaaa gt, wkwkwkwk umur ajj bLm nympe 20 bukkk...), pngen bbs pke rok ajj (biar anggun jd gak usah ribet pke2 celana, c'ileeehhh :P), pngen pnya gaji sndri biar gak minta2 sma abah Lagi (bener nih, tumben :P), pngen nerusin kuL Lg di Univ impianku pke uang sndiri (impian terpendam tuuwwh, ssssttt....), pngen punya rmh sndri (mau minggat neng???), huuuuuuuuaaaa terlalu banyak mimpi.. Maafkan hambamu ini ya Rabb...

But, segala kenyataan yg menakjubkan memang selalu berasal dari mimpi..

Kayak si 2 bsaudara "Wright Brothers" yang mimpi punya mesin terbang akhirnya menjadi kenyataan bisa bkin n pnya pesawat, walaw harus berkali2 gagal terbang tuu moyang na pesawat modern, tp akhrnya bisa n layak terbang juga..

KLo versi na Henry Ford laen lagi, dia bilang, “Semua rahasia hidup yang berhasil adalah menemukan apa yang ditentukan nasib pada kita, dan kemudian melakukannya.”

Thomas Alfa Edison membuat lampu yang bisa dihidupkan dengan listrik, memulai dari tempat ia berdiri untuk mengubah impiannya menjadi tindakan dan hal itu berawal dari mimpi dalam lamunan. Dan walaupun dia menemui lebih dari sepuluh ribu kegagalan, dia tetap memegang teguh impiannya sampai dia menjadikannya sebuah kenyataan fisik. Pemimpi praktis pantang menyerah.

Menurut Jhon C. Maxwell sebuah impian bisa melakukan banyak hal kepada kita:
Pertama, impian menunjukkan arah kepada kita. Ia bisa berperan sebagai kompas, memberitahu kita arah mana yang harus ditempuh. Hingga kita mengenali arah yang benar itu, kita tidak akan pernah mengetahui apakah langkah kita benar-benar merupakan kemajuan. Langkah kita mungkin membawa kita ke belakang dan bukan ke depan. Jika engkau bergerak ke sembarang arah selain menuju impianmu, engkau akan kehilangan kesempatan-kesempatan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
Kedua, impian meningkatkan kekuatan kita. Tanpa impian, kita mungkin harus berjuang keras untuk melihat kekuatan yang ada dalam diri kita karena kita tidak bisa melihat situasi di luar keadaan kita saat ini. Akan tetapi dengan impian, kita mulai memandang diri kita dalam cahaya baru, karena mempunyai kekuatan yang lebih besar dan mampu merentangkan dan berkembang untuk mencapainya. Setiap kesempatan yang kita temui, setiap sumber yang kita dapatkan, setiap talenta yang kita kembangkan, menjadi bagian kekuatan kita untuk tumbuh ke arah impian itu. Semakin besar impian, semakin besar pula kekuatannya.
Ketiga, impian membantu kita menentukan prioritas. Impian memberi kita harapan untuk masa depan, dan ia juga memberi kita kekuasaan di saat ini. Impian membuat kita memprioritaskan segala sesuatu yang kita lakukan. Seseorang yang memiliki impian mengetahui apa yang akan atau harus dikorbankannya agar bisa maju. Dia mampu mengukur segala sesuatu yang dikerjakannya apakah membantu atau menghambat impian itu, memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang membawanya lebih dekat pada impian itu dan memberi sedikit perhatian pada hal-hal sebaliknya.
Keempat, impian menambah nilai pada pekerjaan kita. impian menempatkan segala yang kita lakukan ke dalam perspektif. Bahkan tugas-tugas yang tidak menyenangkan menambah nilai saat kita mengetahui hal itu memberi kontribusi pada pemenuhan impian. Setiap aktivitas menjadi bagian penting di dalam gambar yang lebih besar itu.
Kelima, impian meramal masa depan kita. ketika kita mempunyai impian, kita bukan hanya penonton yang duduk di belakang dan mengharapkan segala sesuatu berubah membaik. Kita harus aktif ikut serta dalam membentuk tujuan dan arti hidup kita. Angin perubahan tidak begitu saja meniup ke sini dan ke sana. Impian kita, ketika dilanjutkan, mungkin sekali merupakan peramal masa depan kita.

Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin
(Imam Asy Syahid Hasan Al Banna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar