Teriring salam beserta rindu yang teramat dalam ananda sampaikan. Sungguh kenangan yang lalu takkan bisa hilang begitu saja dari memori. Senyum, canda, gelak tawa, air mata, semua menjadi rangkaian yang begitu indah dalam kenangan ananda. Terima kasih yang tak berujung untuk cinta yang tak lekang dimakan zaman. Setelah begitu jauh ananda sangat menyadari, bahwa setiap jejak kita kemarin bukannya tanpa arti, sebuah pengajaran hidup yang luar biasa. Tentang ketaatan, bakti, kasih sayang, pengorbanan, indahnya berbagi, kesederhanaan, kesabaran, keikhlasan, ketulusan, kerja keras, pengendalian diri, dan begitu banyak pengajaran hebat lainnya. Teguran keras kemarin yang membuat air mata ananda menetes telah ananda jadikan peringatan & ananda buang emosi yang menyertainya jauh-jauh, ananda menyadari semua itu punya arti, betapa kasih sayang ayahnda & ibunda yang selalu membuat ananda dapat selalu tegar & berusaha berdiri tegak sampai saat ini. Sungguh ananda sangat merindukan wajah lembut ibunda & senyum sayang ayahnda.
Teringat ananda pada ibunda, meskipun usia telah menelan kecantikannya, pancaran teriknya matahari telah membakar kulit halusnya, kerasnya zaman membentuk kerut-kerut pada wajahnya, tetapi kelembutannya, aura keibuannya, akan tetap selalu ada dan tak bisa hilang ditelan zaman. Ibunda, engkaulah ibu yang penuh cinta dan sayang. Ananda sangat mengerti marahmu kemarin bukanlah kemarahan yang sesungguhnya. Ananda tau, kemudian, dibalik sana engkau selalu berdoa untuk anak gadismu ini.
Untuk ayahnda, yang selalu bisa menenangkan hati anaknya yang suka galau ini, betapa ananda selalu merindu. Teringat ananda ketika kecil, bukan cerita putri dari negeri dongeng yang menjadi penghantar tidur ananda walaupun ananda sangat ini mendengar cerita sejenis itu. Tetapi penghantar tidur ananda adalah doa-doa yang dilantunkan ayahnda, kemudian ditiupkan pada ubun-ubun ananda. Lelaplah tidur ananda semalaman itu tanpa gangguan mimpi-mimpi buruk hingga subuh tiba.
Teringat pula anada pada rumah kita, di dinding kayunya tak ada satu pun foto keluarga yang terpajang di sana, atau bahkan foto pernikahan seperti yang sering ananda lihat dirumah kawan-kawan. Yang ada disana hanya hiasan dinding berupa sulaman, bertuliskan nama lengkap ananda lengkap dengan tanggal lahirnya. Indah sekali. Ananda tau, ibunda menyulamnya dengan semangat, penuh cinta, dan pengharapan.
Untuk ayahnda, yang selalu bisa menenangkan hati anaknya yang suka galau ini, betapa ananda selalu merindu. Teringat ananda ketika kecil, bukan cerita putri dari negeri dongeng yang menjadi penghantar tidur ananda walaupun ananda sangat ini mendengar cerita sejenis itu. Tetapi penghantar tidur ananda adalah doa-doa yang dilantunkan ayahnda, kemudian ditiupkan pada ubun-ubun ananda. Lelaplah tidur ananda semalaman itu tanpa gangguan mimpi-mimpi buruk hingga subuh tiba.
Teringat pula anada pada rumah kita, di dinding kayunya tak ada satu pun foto keluarga yang terpajang di sana, atau bahkan foto pernikahan seperti yang sering ananda lihat dirumah kawan-kawan. Yang ada disana hanya hiasan dinding berupa sulaman, bertuliskan nama lengkap ananda lengkap dengan tanggal lahirnya. Indah sekali. Ananda tau, ibunda menyulamnya dengan semangat, penuh cinta, dan pengharapan.
Sekarang apalah yang bisa ananda berikan untuk membalas segala pengorbanan, kasih, dan cinta yang begitu tulus dari ayahnda dan Ibunda? Meski pulau yang luas ananda hadiahkan takkan pernah bisa membayar segala kasih sayang ayahnda dan ibunda. Ananda hanya bisa berdoa, semoga rahmat dan karunia Allah takkan pernah putus untuk ayahnda dan ibunda disana. Seperti cinta kasih ayahnda dan ibunda yang tak pernah memudar untuk ananda. Aminnn...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar