Lamat-lamat terdengar bisik cemara
Mengucap selamat datang pada angin senja
Sileut memancar...
Memberi tanda pada gelap yang semakin jelas
Memberi tanda pada gelap yang semakin jelas
Hatiku terjerat resah dimalam pekat
Terbelenggu kabut, berikat erat
Sudah ku coba mendalami sebabnya
Terlampau dalam hingga nafasku kian lemah, hampir berakhir...
Terbelenggu kabut, berikat erat
Sudah ku coba mendalami sebabnya
Terlampau dalam hingga nafasku kian lemah, hampir berakhir...
Jiwaku menjerit...
Wahai Yang Maha Lembut
Perasaan apakah yang telah Engkau letakkan dihatiku ?
Wahai Yang Maha Lembut
Perasaan apakah yang telah Engkau letakkan dihatiku ?
Tiga purnama telah berlalu
Hatiku tetap saja kelabu bercampur biru,
Tak jelas!
Tak jelas!
Tiga purnama telah berlalu
Mataku masih saja memerah menahan sembabnya
Ruhku melirih...
Melirih dalam untaian doa
Ruhku melirih...
Melirih dalam untaian doa
Melirih dalam seutas harap
lirih.. lirih.. lirih...
Pasrah dalam kabut, dalam takdir yang akan menjemput
Kini ku biarkan dekap erat maknanya
Memetik satu demi satu butir hikmah yang bersemayam jauh direlung-relung
Dan merangkainya indah di simpuls-simpuls seluruh bagian saraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar